Tahapan Produksi Sweater Rajut Berkualitas

Sweater rajut atau dikenal dengan knit sweater atau knitted sweater memiliki sejarah panjang dalam penggunaannya. Begitupun dengan proses produksinya yang sangat unik dan membutuhkan waktu cukup lama.

Tidak hanya itu, tangan-tangan ahli dalam membuat pakaian rajut juga terbilang sedikit, tak seperti pengrajin pakaian kaus ataupun kemeja.

Sejarah sweater rajut yang awalnya hanya dipakai di kerajaan dan termasuk barang mahal ini masih menjadi favorit beberapa orang. Tujuan pemakaiannya pun bukan hanya sebagai penghangat badan saja, namun juga untuk outfit ngantor atau kegiatan keseharian lainnya.

Bahan utama rajut pun berbeda-beda, mulai dari yang murah seperti akrilik, poliester hingga termahal seperti cashmere yang diproduksi dari bulu-bulu domba berkualitas tinggi.

Di Indonesia sendiri, cashmere termasuk bahan yang sangat sulit ditemukan, kecuali memesan langsung dari negara lain alias impor. Sehingga bahan katun banyak dipilih karena harganya yang masih terjangkau dan merupakan salah satu bahan yang paling cocok dengan iklim tropis Indonesia.

Lalu bagaimana dengan cara pembuatan sweater rajut berkualitas? Sebelumnya, mari kita lihat video berikut.

  

Video singkat tersebut menunjukkan cara pembuatan sweater rajut jenis kardigan dari merek kenamaan Chanel. Terlihat bahwa pembuatannya memerlukan keahlian khusus dan penuh dedikasi, maka tidak heran jika harganya cukup mahal.

Berikut adalah beberapa tahapan bagaimana membuat sweater rajut berkualitas.

1. Penggunaan Mesin Rajut

Mesin rajut kebanyakan yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe manual dan komputer. Penggunaan mesin rajut komputer menghasilkan desain yang lebih beragam hingga yang paling rumit motifnya.

Harga sweater rajut yang dibuat menggunakan mesin rajut komputer biasanya lebih mahal dibandingkan dengan yang menggunakan mesin manual.

2. Pemilihan Bahan

Bahan rajut beraneka jenis, tetapi yang terbaik dan banyak digunakan ialah bahan-bahan seperti cashmere, wol dan katun. Di Indonesia sendiri, bahan katun paling banyak digunakan untuk sweater berkualitas tinggi, mengingat bahan cashmere atau wol jarang ditemukan kecuali di merek-merek internasional yang hadir di Indonesia seperti Uniqlo atau ZARA dengan bandrol harga jauh lebih mahal dari katun.

3. Pemilihan Ukuran Benang

Ukuran benang yang dipakai disebut gauge, makin kecil nilai gauge maka makin tebal rajutannya. Biasanya di Indonesia memakai benang 12 atau 9 gauge karena tidak terlalu tipis dan cocok untuk melengkapi style sehari-hari dan sangat cocok ketika dipadupadankan dengan kemeja atau jas. Untuk rajutan tebal biasanya berukuran 7, 5 atau 3 gauge yang dapat dipakai di cuaca dingin hingga suhu di bawah nol derajat celcius, misalnya saat traveling ke luar negeri.

4. Proses Rajut

Biasanya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu badan, tangan, dan kerah.

5. Linking

Linking adalah tahapan selanjutnya dalam membuat sweater rajut, tahapan yang menyatukan bagian-bagian sweater menjadi kesatuan utuh mulai dari badan, tangan, sampai kerah.

4. Pembersihan

Membersihkan sisa-sisa benang rajut di bagian luar dan dalam, serta membetulkan rajutan yang kurang rapi.

5. Washing & Drying

Jika bahan rajut termasuk washable maka proses selanjutnya adalah washing dan drying. Washing bertujuan agar bahan menjadi lebih lembut, kuat dan ketat dengan menggunakan obat khusus.

Selanjutnya dikeringkan dengan mesin drying, biasanya mesin pengeringnya dibuat khusus.

6. Pressing dan Ironing

Sering juga disebut steam, adalah tahapan selanjutnya untuk membuat sweater rajut agar tidak berubah sesuai dengan ukuran yang diinginkan serta membuatnya tidak kusut sebelum dikemas.

7. Melengkapi

Proses selanjutnya adalah melengkapi pakaian rajut seperti menjahit kancing pada cardigan, ritsleting pada model rajutan seperti Mockneck Zip. 

8. Quality Control

Dilakukan untuk menjaga kualitas yang dikemas bukan produk cacat.

9. Pemasangan Label dan Packing

Produk lolos kontrol, dipasang label merek dan dikemas.

Demikian tahapan membuat sweater rajut berkualitas. Ketelitian dan kerapian pengrajin dalam membuatnya akan menentukan kenyamanan hasil rajut, yang pastinya semakin tinggi kualitas maka akan semakin awet dan semakin mahal harganya.
Back to blog