Sweater Turtleneck: Ragam Jenis dan Inspirasi Pemakaiannya
Share
Turtleneck mungkin tidak begitu familiar di Indonesia. Negeri yang dilewati garis khatulistiwa ini umumnya terasa gerah atau panas di siang hari. Namun, memasuki musim hujan di akhir dan awal tahun, di mana udara mulai terasa lembab dan dingin, turtleneck dapat menjadi alternatif agar badan terasa hangat hingga ke leher.
Musim dingin atau hujan memang paling nyaman menggunakan pakaian yang dapat menghangatkan badan seperti jaket, mantel, sweater atau sweatshirt. Sweater tebal yang hangat, apabila memiliki kerah turtleneck tentu akan bertambah kehangatannya.
Sebelum membahas turtleneck lebih lanjut, mari kita mengenal asal pakaian ini terlebih dahulu. Berdasarkan sebuah blog, pakaian ini berawal dari seorang penjahit brilian, eksentrik, dan penyuka kura-kura bernama Gerhard Thern asal Swedia.
Sebagai seseorang yang unik, ia sering mengajak kura-kuranya berjalan-jalan di malam hari. Saat musim dingin, agar kura-kuranya tidak kedinginan, ia membuat dan memakaikan si kura-kura sebuah sweater. Orang-orang pun tertarik dan ingin dibuatkan sweater yang sama. Namun, Thern menolaknya. Katanya, sweater itu hanya untuk kura-kura.
Ironisnya, Thern malah tidak berpakaian yang sesuai dengan cuaca dingin ketika berjalan-jalan dengan kura-kuranya. Suatu hari, ia ditemukan tergeletak di atas salju, enam jam setelah waktu kematiannya.
Ia didiagnosa meninggal dunia karena pneumonia. Pada akhirnya, anak lelakinya Thern, memperluas paten turtleneck dan membuat sweater yang cukup besar untuk dipakai manusia. Sejak saat itu turtleneck dikenal luas oleh masyarakat.
Awalnya turtleneck sangat terkenal karena sempat dipakai oleh legenda pop seperti Elvis Presley, Steve McQueen serta Robert Redford, dan menjadi ciri khas berpakaian mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, dimana selera berpakaian orang kebanyakan mengikuti tren; turtleneck sempat dihindari akibat salah pakai oleh beberapa model.
Pada perkembangannya, turtleneck tidak banyak dimiliki atau bukan pilihan utama bagi sebagian orang untuk mengisi lemari pakaiannya. Ditambah dengan stigma (khususnya di negara barat) bahwa turtleneck adalah “seragam baru yang tidak diinginkan.” Padahal, jika dipakai dengan benar, turtleneck bisa menjadi salah satu koleksi pakaian terbaik bagi pria.
Turtleneck memiliki beberapa sebutan tersendiri di beberapa negara. Kata turtleneck sendiri biasanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Sementara itu, di Britania Raya, turtleneck sering disebut polo neck atau rollneck, dan di Australia disebut skivvy.
Berikut adalah jenis-jenis turtleneck yang biasa ada di pasaran.
1. Turtleneck Klasik
Bisa berbahan tipis maupun tebal, fit di badan, dengan leher yang langsing. Selain digunakan begitu saja sebagai atasan, pakaian ini biasanya dipakai sebagai dalaman jumpsuit, jaket, kemeja, atau bahkan sweater o-neck berbahan lebih tebal dan longgar.
2. Rollneck
Turtleneck maupun rollneck merupakan pakaian kerah tinggi (high neck). Jadi rollneck memiliki makna sama yaitu sweater turtleneck.
Namun di beberapa penamaan jenis sweater kerah tinggi tersebut ada sedikit perbedaan; turtleneck berarti menutupi keseluruhan bagian leher, sedangkan rollneck selain menutupi juga dapat dilipat (folded) karena lebih tinggi dan tetap menutupi leher meski dilipat umumnya satu kali lipatan.
Meski demikian, pada kenyataanya nama turtleneck lebih dikenal untuk semua jenis sweater berkerah tinggi.
3. Funnel/Mockneck
Panjang leher mockneck lebih pendek daripada turtleneck, biasanya hanya mencapai setengah leher pemakai, tidak pernah hingga mencapai telinga.
Bahannya pun beragam, beberapa lebih pendek dan tebal, sementara yang lainnya lebih ringan dan tipis. Meskipun begitu, mockneck memberikan tampilan lebih elegan daripada cowlneck dan turtleneck klasik.
4. Cowlneck
Sweater cowlneck biasanya berbahan lebih tebal dan longgar dengan leher yang luar biasa besar dan panjang hingga menutup telinga, yang pemakaiannya bisa digulung atau dibiarkan begitu saja.
Leher cowlneck dapat dikatakan sebagai scarf yang dijahit pada sweater, hal ini memungkinkannya sebagai pengganti scarf apalagi bagi yang merasa kedinginan namun malas untuk membawa scarf. Cowlneck secara umum memiliki penampilan yang lebih casual daripada turtleneck klasik.
Seperti halnya turtleneck klasik, cowlneck dapat dipakai begitu saja atau sebagai dalaman. Namun, karena cowlneck lebih longgar, pakaian ini juga dapat dipakai sebagai luaran dengan dalaman berupa kemeja yang panjang badannya lebih dari panjang sweater agar terlihat lebih keren.
Berikut adalah inspirasi penggunaan sweater turtleneck bagi pria.
Sebagai pakaian santai/casual
Ketika berhubungan dengan turtleneck, sweater dengan bahan yang lebih tebal adalah yang paling casual. Pasangkan sweater turtleneck dengan jogger warna hitam untuk menambah kesan santai. Jangan lupa pakai sepatu sneaker warna hitam untuk menciptakan gaya berpakaian yang sederhana, apik, dan nyaman.
Sebagai pakaian formal
Kenikmatan memakai turtleneck, selain menjaga leher agar tetap hangat, juga serbaguna (multifungsi). Meskipun turtleneck terlihat keren sebagai pakaian casual, turtleneck juga sempurna untuk beberapa gaya berpakaian formal sebagai alternatif pengganti dari kemeja dan dasi terutama apabila dipadukan dengan jas atau blazer.
Sumber: Dr. Cragglehold, Styleinsomnia, The Art of Manliness