Mengenal Gaya Berpakaian Smart Casual
Share
Anda tentu sudah tidak asing dengan istilah smart casual, style berpakaian yang sering Gomuda sebutkan. Apakah gaya smart casual itu?
Sejarah asal muasal istilah smart casual ternyata cukup sulit dilacak sama halnya dengan artinya. Situs web The Phrase Finder mengklaim bahwa istilah tersebut “diperkirakan berasal sekitar tahun 1980-an” tetapi “umum digunakan sepanjang abad terakhir”.
Faktanya, penggunaan istilah smart casual tercatat pertama kali berasal dari surat kabar Iowa edisi tahun 1924, The Davenport Democrat And Leader. Namun pada saat itu, istilah ini digunakan terkait dengan gaun tanpa lengan.
Popularitas model berpakaian ini meningkat seiring dengan kebangkitan Silicon Valley dan kemudian pada era Zoom saat pandemi. Pakaian yang paling sering digunakan pada saat itu adalah sweater turtleneck dan jeans hitam.
Sejak saat itu, smart casual menjadi salah satu cara paling standar untuk berpakaian di tempat kerja saat ini, dan bisa dibilang mencerminkan perubahan sikap terhadap cara bekerja menjadi tidak terlalu kaku dan formal.
Menurut Oxford English Dictionary, smart casual adalah gaya berpakaian rapi dan konvensional, tapi relatif informal.
Sederhananya, smart casual merupakan model atau style berpakaian yang tidak terlalu kasual seperti mengenakan pakaian olahraga, dan tidak terlalu formal seperti memakai setelan tuxedo.
Gaya berpakaian smart casual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Formal Smart Casual
Gaya ini biasanya menggunakan blazer, vest, celana flanel, celana chino, kaus berkerah, kemeja, dan sepatu formal seperti pantofel atau loafer.
- Informal Smart Casual
Style ini jika dipakai dalam kondisi formal akan terlihat terlalu casual. Menggunakan jeans dengan model fit dan berwarna gelap masih dapat diterima.
Berbeda dengan style casual, smart casual adalah bentuk level-up dari gaya yang kasual atau sederhana. Apabila pada gaya casual seseorang memakai t-shirt, jogger pant, dan sneaker; maka untuk gaya smart casual seseorang akan memilih polo shirt, celana chino, dan sepatu pantofel.
Berikut adalah hal-hal yang harus Anda hindari ketika berpakaian smart casual.
- Print gambar dan warna mencolok. Meskipun santai, namun tidak mencolok. Smart juga berarti cerdas memadupadankan pakaian tanpa membuat terlihat terlalu menarik perhatian.
- Jin dengan model distressed jeans (sengaja dibuat tua) atau banyak sobekan.
- Pakaian terlalu terbuka. Atasan tipis dan menerawang, kaus tanpa lengan, atau kemeja yang menampakan otot adalah tidak.
- Pakaian terlalu banyak kerutan dan lipatan. Terlalu mengganggu dan terlihat ribet untuk tampilan profesional.
- Sandal jepit atau croc khususnya model clog.
- Berpakaian dengan warna cerah dari atas hingga bawah.
- Aksesori yang funky atau mencolok.
- Baju olahraga, pakaian atletik, atau sepatu atletik.
- Hoodie dan sweatshirt.
- Jas dan dasi. Hindari tampilan korporat kecuali jika Anda memadupadankannya dengan sepatu kets atau flat yang bersih dan keren.
- Rambut acak-acakan, kuku kotor, dan penampilan terlihat belum mandi.
Bagaimana dengan penggunaan sneaker pada gaya smart casual?
Anda bisa memakai sepatu kets tertentu dengan syarat harus bersih dan tidak usang. Pakailah sneaker klasik, sederhana, disarankan berbahan kulit dengan warna putih, hitam, atau coklat - selama itu bukan campuran tekstur dan corak atau warna cerah. Hindari sepatu kets dengan platform tinggi dan sneaker basket.
Itulah gaya berpakaian smart casual beserta hal-hal yang harus dihindari. Model smart casual juga sejalan dengan era hybrid working, era sistem kerja fleksibel, gabungan dari sistem kerja on-site dengan kerja remote ataupun Work From Home yang sedang populer saat ini.
Sumber:
Smart Casual Dress Code For Men: Attire and Style Guide 2023 | FashionBeans
How To Dress Smart Casual: What You Need To Know (forbes.com)