Mengapa Sweater Rajut Cashmere Sangat Mahal dan Unggul?

Cashmere merupakan salah satu bahan pakaian yang banyak dicari di dunia. Bahan cashmere memiliki struktur serat lebih halus, lembut, ringan dan kuat daripada bahan wol lainnya.

Bahan cashmere ini telah sejak lama digunakan oleh pihak kerajaan dan para bangsawan. Hal ini menunjukan cashmere memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan produk wol sejenisnya.

Mengenal Bahan Rajut Cashmere

Cashmere atau kasmir adalah bahan pakaian sejenis wol. Wol sendiri adalah serat pakaian yang terbuat dari bulu hewan seperti domba dan kambing. Yang membedakan cashmere dengan bahan wol lainnya yaitu bahan ini terbuat dari bulu kambing gunung berjenis Capra hircus laniger, yang hidup di dataran tinggi Kashmir.

Namun, seiring perkembangan zaman, kambing domestik di sekitarnya yang berkerabat dengan Capra hircus, yaitu Capra aegagrus hircus juga dapat menghasilkan bahan wol ini.

Sejak awal ditemukan, bahan cashmere memiliki serat halus yang lembut, tetapi ringan saat dikenakan dan tahan lama. Meski seratnya setipis rambut, bahan cashmere tidak mudah putus saat dirajut.

Jenis kambing gunung yang menghasilkan bahan pakaian mahal ini dikenal juga sebagai kambing gunung kaki Himalaya.

Perlu diketahui, Himalaya adalah gunung tertinggi di Bumi, yang selalu tertutupi salju abadi, dimana temperatur di kaki gunungnya saja bisa mencapai minus 30 derajat.

Kemampuan adaptasi kambing gunung dalam menghalau cuaca dingin di dataran tinggi Kashmir, membuat kambing ini dilengkapi bulu-bulu yang tebal-tipis, halus namun tidak mudah tertiup angin yang dapat menjaga kambing tetap hangat.

Kambing cashmere memiliki dua lapisan bulu pada kulitnya, yaitu bagian tebal pada lapisan luar dan bagian halus di sisi dalamnya. Wol standar yang dihasilkan dari domba biasa memproduksi 3 kilogram wol, sedangkan wol cashmere dari kambing gunung ini hanya 200 gram saja setiap tahunnya.

Karena sedikitnya bulu-bulu yang dapat dicukur pada kambing gunung Capra hircus ini, membuat pasokan bulu mentah cashmere sangat terbatas setiap tahunnya.

Meski diakali dengan membuat peternakan kambing gunung ini di tempat yang memiliki habitat serupa, hal tersebut masih belum cukup untuk menutupi permintaan pasar di dunia.

Saat ini, bahan wol cashmere yang diproduksi hanya sekitar 0,5% dari total produksi wol dunia.

Selain terbatasnya bulu mentah, mengolah wol cashmere memerlukan beberapa langkah produksi cukup panjang, antara lain:

Pertama, proses goats shearing; proses dimana bulu-bulu kambing digunting. Proses ini biasanya dilakukan saat musim semi tiba (saat cuaca lebih hangat).

Kedua, wol yang telah dikumpulkan dinilai untuk dipilih tingkat kehalusan serta panjang seratnya.

Ketiga, bulu-bulu mentah ini kemudian dicuci bersih, lalu dikeringkan.

Keempat, bulu mentah dicelup dengan warna yang diinginkan, lalu diangin-angin agar tidak menggumpal.

Kelima, bulu-bulu cashmere melalui proses carding, yaitu menyikat wol untuk meluruskan serat-seratnya, agar mudah bersatu menjadi benang.

Keenam, setelah disikat, wol cashmere tersebut dipisahkan menjadi helaian-helaian rambut. Rambut-rambut tersebut setidaknya harus setipis 14 mikrometer. Kualitas wol cashmere tergantung dari kehalusan dan panjang serat dan kualitas masing-masing rambut yang akan menjadi benang.

Ketujuh, rambut-rambut tersebut lalu dipintal menjadi benang-benang wol cashmere, lalu digulung.

Terakhir, benang-benang wol cashmere ada yang ditenun langsung menjadi kain atau dijual dalam bentuk benang saja.

Besarnya permintaan pasar dengan sedikitnya produksi membuat harga wol cashmere selangit.

Bahkan beberapa rumah produksi menyiasatinya dengan mencampur dengan bulu wol biasa, sehingga harganya dapat ditekan. Meski begitu, harganya masih tergolong mahal.

Kriteria Wol yang Termasuk Cashmere

Untuk mencegah pemalsuan wol cashmere di pasaran, Amerika Serikat bahkan mengeluarkan Undang-Undang Pelabelan Produk Tekstil yang berlabel wol cashmere, setidaknya harus memenuhi kriteria:

  • Wol harus berasal dari serat lapisan bawah kambing asli pegunungan Himalaya dari jenis Capra hircus laniger.
  • Diameter rata-rata serat wol tidak melebihi 19 mikron
  • Wol tersebut tidak mengandung lebih dari 3 persen (berat) serat cashmere dengan diameter melebihi 30 mikron
  • Diameter serat rata-rata dapat dikenakan koefisien variasi, nilainya tidak boleh melebihi 24 persen

Keunggulan Cashmere

Meski mahal, pakaian berbahan wol cashmere banyak diburu orang, selain nyaman dikenakan, memakai wol cashmere menambah nilai lebih pada si pemakainya.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya apa keunggulan bahan cashmere dibandingkan bahan pakaian lainnya?

  • Serat-serat wol cashmere lebih tipis dan halus, sehingga jika dibuat pakaian terasa ringan saat digunakan dan lebih licin di kulit, seperti mengenakan kain sutra.
  • Cashmere memiliki nomor keriting, tingkat kerutan, dan tingkat pemilihan kerut lebih bagus dibandingkan wol biasa.
  • Serat cashmere memiliki nilai reduksi yang baik, sehingga tidak menyusut setelah dicuci.
  • Serat cashmere memiliki nilai kohesi yang baik, retensi panas yang baik sekitar 1,5 hingga 2 kali dari wol biasa.
  • Isi serat cashmere lebih tinggi dari wol, sehingga lebih kaku namun lebih lembut dari wol biasa.
  • Serat cashmere lebih kecil dari wol, membuatnya lebih halus, serta kualitas penampilan cashmere sesudah dibuat pakaian lebih baik dari wol biasa.
  • Serat cashmere memiliki tingkat kehalusan yang seragam, kerapatannya lebih kecil dari wol biasa, penampangnya bulat biasa, dan produknya lebih ringan.
  • Penyerapan kelembaban wol cashmere lebih baik daripada wol pada umumnya, sehingga proses produksi wol cashmere saat menyerap zat warna secukupnya dan tidak mudah memudar.
  • Wol cashmere memiliki tingkat penyusutan felting lebih kecil dari pada wol biasa, sehingga tidak mudah kusut.
Back to blog